KURIKULUM JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
Kurikulum Pendidikan Tinggi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan Tinggi.[1] Kurikulum Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) UU DIKTI No. 12 Tahun 2012 dikembangkan oleh setiap Perguruan Tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi untuk setiap Program Studi yang mencakup pengembangan kecerdasan intelektual, akhlak mulia, dan ketrampilan. Menurut Standar Nasional DIKTI kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses, dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan program studi.
Kurikulum di Perguruan Tinggi terus mengalami perkembangan, yaitu mulai tahun 1994 merupakan penataan pendidikan nasional, kurikulum yang digunakan adalah KBI, yaitu Kurikulum Nasional berdasarkan Kepmen Nomor 056/U/1994 terdiri dari MKU, MKDK dan MKK dengan kuliah wajib 100 s.d 110 sks. Pada tahun 2000 berubah menggunakan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yaitu kurikulum inti institusional berdasarkan kepmen nomor 232/U/2000 dan 045/U/2002 terdiri dari MPK, MKK.MKB, MPB dan MBB yang berorientasi pada kompetensi global (kompetensi utama, kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya) yang terdiri dari 5 kelompok Mata Kuliah.Tahun 2012 berubah menjadi KPT (Kurikulum Pendidikan Tinggi) berdasarkan UU No. 12/2012, Perpres No. 08/2012, Permendikbud No. 73/2014 dan Permendikbud No. 49/2014 terdiri dari MK dan MKP yang berorientasi pada kesetaraan mutu/CP. Kurikulum pada tahap ini lebih dikenal dengan nama KKNI dan SNDIKTI dimana kompetensi lulusan sama dengan capaian pembelajaran yaitu terdiri dari sikap, ketrampilan dan penguasaan pengetahuan. Untuk perumusan capaian pembelajaran minimal tercandum pada SNDIKTI dan hasil kesepakatan prodi sejenis.
Secara global perguruan tinggi di Indonesia berhadapan dengan kompetisi terbuka dengan perguruan tinggi dunia dengan dibukanya pasar bebas bidang ekonomi dan bidang sosial budaya. Kompetisi global ini menuntut civitas akademika untuk memiliki kemampuan berkomunikasi secara lisan dan tulisan dengan menggunakan bahasa internasional, selain juga kemampuan untuk menanggapi isu-isu global, seperti pemanasan global, hak asasi manusia, dan kejahatan cyber. Tantangan yang dihadapi oleh perguruan tinggi secara umum juga menjadi tantangan perguruan tinggi agama Islam Negeri (PTKIN), termasuk di dalamnya Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo.
Dalam kerangka pengembangan kurikulum pada perguruan tinggi khususnya Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di IAIN Ponorogo, dalam pengembangan kurikulum mengacu pada KKNI dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT), yaitu untuk:
- Mendorong operasionalisasi visi, misi, dan tujuan ke dalam muatan dan struktur kurikulum serta pengalaman belajar bagi mahasiswa untuk mencapai peningkatan mutu dan aksesibilitas lulusan ke pasar kerja nasional dan internasional;
- Membangun proses pengakuan yang akuntabel dan transparan terhadap capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, pelatihan atau pengalaman kerja yang diakui oleh dunia kerja secara nasional dan/atau internasional;
- Meningkatkan kontribusi capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, pelatihan atau pengalaman kerja dalam pertumbuhan ekonomi nasional;
- Mendorong perpindahan mahasiswa, dan tenaga kerja antara negara berbasis pada kesetaraan kualifikasi.
- Menetapkan kualifikasi capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, pelatihan atau pengalaman kerja;
- Menetapkan skema pengakuan kualifikasi capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, pelatihan atau pengalaman kerja;
- Menyetarakan kualifikasi antara capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, pelatihan atau pengalaman kerja;
- Mengembangkan metode dan sistem pengakuan kualifikasi sumberdaya manusia dari negara lain yang akan bekerja di Indonesia dalam bidang ilmu keislmanan;
- Memperoleh korelasi positif antara mutu luaran, capaian pembelajaran dan proses pendidikan;
- Mendorong penyesuaian capaian pembelajaran dan penyetaraan mutu lulusan pada tingkat kualifikasi yang sama dalam skala nasional dan internasional;
- Menjadi pedoman pokok bagi dalam mengembangkan mekanisme pengakuan terhadap hasil pembelajaran yang sudah dimiliki (recognition of prior learning) atau kekayaan pengalaman yang dimiliki seseorang;
- Menjadi jembatan saling pengertian antara perguruan tinggi dan pengguna lulusan sehingga secara berkelanjutan membangun kapasitas dan meningkatkan daya saing bangsa terutama dalam sektor sumber daya manusia
- Memberi panduan bagi pengguna lulusan untuk melakukan penyesuaian kemampuan atau kualifikasi dalam mengembangkan program-program belajar sepanjang hayat (life long learning programs);
- Menjamin terjadinya peningkatan aksesibilitas sumberdaya manusia Indonesia ke pasar kerja nasional dan internasional;
- Memperoleh pengakuan negara-negara lain baik secara bilateral, regional maupun internasional tanpa meninggalkan ciri dan kepribadian bangsa Indonesia;
- Memfasilitasi pengembangan mekanisme mobilitas akademik untuk meningkatkan saling pengertian dan solidaritas dan kerjasama pendidikan tinggi antar negara di dunia. Dengan demikian, dalam rangka implementasi KKNI dipandang perlu untuk dibuatkan pedoman penyusunan kurikulum mengacu pada KKNI dan SNPT. Pedoman ini diharapkan melahirkan kesamaan pola dan langkah dalam penyusunan kurikulum program studi di lingkungan PTKI.
Dasar hukum sebagai landasan kurikulum di Indonesia terdiri dari Undang-Undang, PP/Perpres dan Permen/Perkonsil, yaitu:
- Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem PendidikanNasional;
- Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi;
- Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 TentangKerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.
- Permendikbud No. 73 tahun 2013 tentang Penerapan KKNI bidang Perguruan Tinggi.
- Permendikbud No. 49 tahun 2014 tentang SN Dikti (revisi)
- Permendikbud No. 50 tahun 2014 tentang SPM Dikti
- Permendikbud No. 81 tahun 2014 tentang Ijazah dan SKPI
- Permendikbud No. 87 tahun 2014 tentang Akreditasi
- Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi RepublikIndonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional PendidikanTinggi;
- Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2016 tentang Ijazah, TranskipAkademik, dan Surat Keterangan Pendamping Ijazah Perguruan TinggiKeagamaan
- Permenristek Dikti Nomor 55 Tahun 2017 tentang Standar Pendidikan Guru.
- Peraturan Direktur Jenderal Nomor 2500 Tahun 2018 Tentang StandarKompetensi Lulusan dan Capaian Pembelajaran Program Studi JendangSarjana Pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam dan Fakultas Agama Islam Pada Perguruan Tinggi.
- Struktur Mata Kuliah dan SKS
No | Kode M.K | Nama Mata Kuliah | SKS |
Semester 01 | |||
1 | BPI.1.01 | STUDI AL-QUR`AN | 2 |
2 | BPI.1.02 | STUDI HADITS | 2 |
3 | BPI.1.03 | ILMU TAUHID | 2 |
4 | BPI.1.04 | AKHLAK TASAWUF | 2 |
5 | BPI.1.05 | STUDI FIKIH | 2 |
6 | BPI.1.06 | SEJARAH PERADABAN ISLAM | 2 |
7 | BPI.1.07 | PENDIDIKAN PANCASILA | 2 |
8 | BPI.1.08 | BAHASA ARAB | 2 |
9 | BPI.1.09 | BAHASA INDONESIA | 2 |
10 | BPI.1.10 | BAHASA INGGRIS | 2 |
11 | BPI.1.11 | FILSAFAT UMUM | 2 |
12 | BPI.1.12 | PENGANTAR PSIKOLOGI | 2 |
24 | |||
Semester 02 | |||
13 | BPI.2.13 | TAFSIR BPI | 2 |
14 | BPI.2.14 | HADITS BPI | 2 |
15 | BPI.2.15 | PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN | 2 |
16 | BPI.2.16 | PENGANTAR BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM | 2 |
17 | BPI.2.17 | FIKIH MUAMALAH | 3 |
18 | BPI.2.18 | ILMU DAKWAH | 2 |
19 | BPI.2.19 | ILMU KOMUNIKASI | 2 |
20 | BPI.2.20 | METODOLOGI STUDI ISLAM | 2 |
21 | BPI.2.21 | PSIKOLOGI SOSIAL | 2 |
22 | BPI.2.22 | PSIKOLOGI PERKEMBANGAN | 2 |
23 | BPI.2.23 | PSIKOLOGI KEPRIBADIAN | 3 |
24 | |||
Semester 03 | |||
24 | BPI.3.24 | PSIKOLOGI ISLAM | 2 |
25 | BPI.3.25 | KONSELING MULTIKULTURAL | 2 |
26 | BPI.3.26 | METODE PENELITIAN | 2 |
27 | BPI.3.27 | PSIKOLOGI DAKWAH | 2 |
28 | BPI.3.28 | PATOLOGI SOSIAL MUSLIM | 2 |
29 | BPI.3.29 | FIKIH KONTEMPORER | 2 |
30 | BPI.3.30 | FIKIH MUNAKAHAT | 2 |
31 | BPI.3.31 | TEORI DAN TEKNIK KONSELING ISLAM | 3 |
32 | BPI.3.32 | ASESMENT 1 | 2 |
33 | BPI.3.33 | ETIKA PROFESI PENYULUH ISLAM | 3 |
34 | BPI.3.34 | PSIKOLOGI KLINIS | 2 |
24 | |||
Semester 04 | |||
35 | BPI.4.35 | PSIKOLOGI POSITIF | 2 |
36 | BPI.4.36 | KONSELING DAN PSIKOTERAPI ISLAM | 3 |
37 | BPI.4.37 | BACA AL QURAN | 3 |
38 | BPI.4.38 | KONSELING ANAK DAN REMAJA | 2 |
39 | BPI.4.39 | PUBLIC SPEAKING | 2 |
40 | BPI.4.40 | BIMBINGAN KELUARGA SAKINAH PRA NIKAH | 2 |
41 | BPI.441 | STATISTIK DASAR | 2 |
42 | BPI.4.42 | BIMBINGAN KONSELING SOSIAL | 2 |
43 | BPI.4.43 | METODE PENELITIAN KUANTATIF | 3 |
44 | BPI.4.44 | ASESMENT 2 | 3 |
24 | |||
Semester 05 | |||
45 | BPI.5.45 | TERAPI ISLAM* | 3 |
46 | BPI.5.46 | PSYCHOLOGICAL FISRT AID* | 2 |
47 | BPI.5.47 | BIMBINGAN KONSELING PERKAWINAN DAN KELUARGA | 3 |
48 | BPI.5.48 | FAMILY THERAPY | 3 |
49 | BPI.5.49 | METODE PENELITIAN KUALITATIF | 3 |
50 | BPI.5.50 | MANAJEMEN KELUARGA | 2 |
51 | BPI.5.51 | KONSELING DEWASA DAN MANULA | 2 |
52 | BPI.5.52 | MEDIA BPI | 3 |
53 | BPI.5.53 | KETAHANAN MENTAL KELUARGA | 2 |
23 | |||
Semester 06 | |||
54 | BPI.6.54 | PRAKTIKUM BPI | 3 |
55 | BPI.6.55 | ENTERPRENEURSHIP* | 3 |
56 | BPI.6.56 | PELATIHAN PROFESI | 3 |
57 | BPI.6.57 | MOTIVATOR MASYARAKAT* | 2 |
11 | |||
Semester 07 | |||
58 | BPI.7.58 | KPM | 4 |
59 | BPI.7.59 | MAGANG BPI | 4 |
8 | |||
Semester 08 | |||
60 | BPI.8.60 | SKRIPSI | 6 |
6 | |||
Total SKS | 145 |
Pengembangan maupunpenyusunan kurikulumpada Program Sarjana Prodi Bimbingan Penyuluhan Islam merupakan usaha yang berlangsung secara terus-menerusdalam periode tertentu,sesuai dengan kondisidan kebutuhan. Padasaatbuku pedoman kurikulum initelah selesai disusun, sangat besar kemungkinan akan berubah sesuai dengan kebijakan pemerintah. Dengan demikian perlu kesadaran akademis bahwa bagian-bagian teknis tertentu dari proses pengembangan dan penyusunan kurikulum secara berkala akan disesuaikan dengan regulasi kebijakan pemerintah.
Perkembangan dariunsur-unsur penyusunan kurikulum sebagai dampak regulasi pemerintah, tentunya tidak dapat dan semestinya tidak perlu dihindari. Perkembangan tersebut justru harus dipandang sebagai tantangan untuk meningkatkan kualitas system pendidikan tinggi di IAIN Ponorogo. Dengan adanya penyesuaian secara terus-menerus pada perkembangan terkini akan memberikan jaminan proses pendidikan serba cocok dengan kebutuhan dan kondisi terkini untuk menyongsong masa depan.
Buku pedoman kurikulum ini, ditetapkan menjadi pedoman yang mengikat bagi semua civitas akademika dalam menjalankan proses kegiatan pendidikan dan pengajaran pada program studi sarjana yang ada di lingkungan IAIN Ponorogo. Catatan perbaikan dari semua dosen melalui konsorsium keilmuan dosen dan catatan perbaikan dari pengguna lulusan serta stakeholder adalah sebuah keniscayaan dalam penyempurnaan dokumen kurikulum yang telah dan akan kita susun kemudian.
Ponorogo, 02 Juli 2019
Ketua Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam
IAIN Ponorogo,
Muhamad Nurdin. M. Ag
NIP: 19760413200501001
[1] Pasal 35 UU DIKTI No. 12 Tahun 2012